Diskusi Laboratorium PKnH UNY Membedah Cakrawala Partisipasi Warga Digital di Ruang Publik Digital

Kamis 23 November 2023 Laboratorium Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Lab PPKn) bekerja sama dengan Netray melaksanakan diskusi publik dengan tema Data Science for Social Sciences: Membedah Diskursus Warga Digital terhadap Capres dan Cawapres di Ruang Publik Digital; Kontekstualisasi Kewarganegaraan Digital. Diskusi Publik ini menghadirkan pembicara yang merupakan pakar dalam bidangnya yakni, Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si selaku Guru Besar Komunikasi Politik UPI, Prof. Dr. Sunarso, M.Si Guru Besar Pendidikan Kewarganegaraan UNY, Dr. Budi Mulyono, M.Pd Kepala Lab PKnH UNY, dan Winda Trilatifah data analis dari Netray di Atmatech Global Informatika. Keempat pembicara ini berhasil menarik atensi dari audiens yang berjumlah kurang lebih 130 orang yang berasal dari berbagai macam kalangan.

Pada materi sesi pertama diskusi publik membahas mengenai hasil riset yang dilakukan bersama antara Laboratorium PPKn UNY dengan Netray yang disampaikan oleh Budi Mulyono dan Winda Nurlatifah. Dalam laporan risetnya diketahui tim riset menemukan 993.798 unggahan/data yang membahas mengenai para calon Capres & Cawapres selama beberapa waktu ke belakang dimulai dari para paslon mendeklarasikan diri hingga 16 November 2023, Melalui metode topic modeling serta non probability sampling dan crawling sebagai metodologi dan teknik pengambilan data, Dr. Budi Mulyono, M.Pd beserta Winda dan tim menemukan beberapa hasil yang cukup menarik.

Dari data yang telah didapatkan Budi Mulyono menginterpretasikan meski pasangan Anies-Muhaimin merupakan Paslon terlama selama proses pencarian data, akan tetapi grafik yang dimiliki pasangan Anies-Muhaimin cenderung naik setiap waktu. Hal ini berbeda dengan pasangan Ganjar-Mahfud yang memiliki data terbesar meski waktu pencarian data relatif singkat dalam penelitian ini. Melalui pengolahan yang dilakukan menggambarkan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud memiliki penurunan tren sejak deklarasi hingga 16 November 2023. Untuk pasangan Prabowo-Gibran meski pencarian data mereka hanya selama 22 hari data mereka cukup stabil dan menggambarkan tren positif perlahan-lahan.

Selama proses pencarian dan pengolahan data yang dilakukan oleh tim riset menyimpulkan bahwa dari setiap calon memiliki klaster perbincangan tersendiri. Pasangan Anies-Muhaimin berfokus pada bagaimana dukungan santri dan NU dari sosok Muhaimin, pemanfaatan momentum yang berdampak bagi koalisi, dan harapan pasangan dapat memenangkan kontestasi untuk Indonesia maju dan adil. Ganjar-Mahfud memiliki perbincangan yang berkutat pada dukungan relawan, narasi taat konstitusi dan antitesa Prabowo-Gibran, harapan Indonesia maju dan unggul bersama Ganjar-Mahfud. Naun demikian terdapat narasi buzzer yang memiliki redaksional seragam, dan dukungan Yenny Wahid. Sedangkan Prabowo-Gibran terklaster dalam narasi bahwa mereka merupakan representasi generasi muda, isu politik dinasti dan cawe-cawe Jokowi sebagai presiden melalui MK, playing victim PDI-Perjuangan, dan buzzer yang cukup masif dalam menaikkan tagar.

Pada sesi kedua pemaparan materi yang dibersamai oleh Prof. Dr. Sunarso, M.Si. yang memaparkan tentang partisipasi politik dan etika politik. Menurut Sunarso di Indonesia terdapat 3 tipe pemilih, yakni pemilih rasional yang menilai dengan objektif, pemilih emosional yang cukup subjektif dalam menimbang, dan pemilih transaksional yang sangat pragmatis. Prof. Sunarso berharap bahwa partisipasi dan etika politik dapat beriringan, karena jika terdapat satu hal tidak ada, nenek bilang itu berbahaya.

Untuk materi terakhir, diskusi ini dibersamai oleh pakar dan guru besar Komunikasi Politik UPI yaitu Dr. Karim Suryadi, M.Si. Pada awal materi beliau menceritakan mengenai buku Ghulistan yang membawa pesan moral bahwa nasib suatu negara ialah suara pemuda. Prof. Karim juga menyatakan bahwa dalam politik kakinya ialah etik dan teknik, apabila salah satu tidak berfungsi maka terjadi kepincangan dalam politik. Data-data yang ada dapat menjadi penetrasi yang berhasil tergantung dari seberapa besar keterlibatan politik. Contohnya tipe periperial yang subjektif, dan tipe terpusat yang objektif.

Tags: